A. Kata
Kata adalah bentuk bahasa atau satuan bahasa yang berdiri sendiri atau yang independen, yang tidak berkaitan dengan bentuk bahasa lain, baik struktur tata bahasa maupun makna.
- Bentuk Kata
Dilihat dari segi bentuknya, kata memiliki dua bentuk, yaitu kata dasar dan kata turunan.
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan.
Contoh: ambil, bual, coba, dapat, getar, pergi, sapu, duga, duka, pulang
b. Kata Turunan
1) Kata turunan bersinonim (sama maknanya) dengan kata berimbuhan dan kata jadian. Bentuk kata ini diturunkan dari bentuk kata dasar yang diberi imbuhan.
2) Imbuhan terdiri atas awalan, akhiran, dan sisipan.
Contoh imbuhan awal (awalan): meng-/me- (mengguyur); peng-/pen-/pe-/per- (penghuni, pertapa); ter- (terbalik); ber- (berdalih); di- (dipegang).
Contoh imbuhan akhir (akhiran): -an (mainan); -kan (tinggalkan); -i (baluri); -lah (sadarlah).
Contoh imbuhan sisipan*: -el- (gelembung); -em- (gemetar); -er- (gemerlap).
Contoh imbuhan gabungan: meng-…-kan (menggemaskan); meng-…-i (memenangi); peng-…-an (pengolahan); ke-…-an (kecurangan).
(* tidak produktif lagi)
3) Paradigma
Sebagian besar kata turunan dapat dibentuk melalui cara paradigma, yaitu cara pengembangan kata dengan mendaftar semua bentuk berimbuhan dari sebuah kata dasar secara bersistem (keteraturan dalam bentuk) sehingga memudahkan pemakai bahasa mengenali atau membentuknya, melalui proses pembentukan kata turunan yang bermakna ‘melakukan perbuatan yang dinyatakan kata dasar’, ‘proses perbuatan yang dinyatakan kata dasar’, ‘hasil perbuatan yang dinyatakan kata dasar’, dan ‘pelaku perbuatan yang dinyatakan kata dasar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa langkah yang harus ditempuh untuk memaradigmakan kata dasar menjadi kata turunan adalah sebagai berikut:
a) bentuk dasar, dari jenis kata yang, sebagian besar, berupa kata kerja disertai maknanya.
b) bentuk turunan 1 bermakna ‘tindakan’ (kata dasar + meng-)
c) bentuk turunan 2 bermakna ‘proses’ (kata dasar + peng-..-an)
d) bentuk turunan 3 bermakna ‘pelaku’ (kata dasar + peng)
e) bentuk turunan 4 bermakna ‘hasil’ (kata dasar + -an)
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dapat dilihat bahwa bentuk imbuhan yang digunakan secara tetap dalam memaradigmakan kata dasar adalah
(1) meng-/me-... atau meng-/me-…-kan,
(2) peng-/pe-/per-…-an,
(3) peng-/pe-…, dan
(4) …-an.
Contoh:
sedia (kata dasar) olah (kata dasar)
menyediakan (tindakan) mengolah
penyediaan (proses tindakan) pengolahan
penyedia (pelaku tindakan) pengolah
sediaan (hasil tindakan) olahan
4) Kata lain yang tidak dapat dibentuk melalui paradigma di atas, dapat diturunkan melalui penggabungan kata dasar dan imbuhan seperti berikut.
a) ber-, berpacu
b) ter-, terlena
c) pe-, pemanis
d) per-/pel-, pelajar
e) di-, dibawa
5) Kata turunan dapat pula dibentuk dari kata dasar, dengan cara memberikan imbuhan gabung, seperti
a) ber-…-an, bermusuhan
b) per-…-an, pergaulan
c) peng-…-an, pendaftaran
d) ter-…-kan, terelakkan
e) ke-…-an, kehujanan
2. Kategori Kata
a. Atas dasar maknanya, kata dikategorikan dalam kata umum dan kata istilah.
1) Kata umum adalah kata yang tidak terikat pada bidang keilmuan tertentu. Kata itu digunakan oleh masyarakat umum dalam komunikasi lisan ataupun komunikasi tertulis. Kata umum dapat ditemukan dalam kamus bahasa umum. Misalnya, kata warna, senjata, dan surat kabar.
2) Kata istilah adalah kata yang banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan khusus, antara lain bidang hukum, bidang kedokteran, dan bidang perpustakaan. Misalnya, sidang pengadilan, infark miokard akut (IMA) ‘penyakit jantung akut’, dan timbangan buku.
b. Atas dasar keasliannya, kata dapat juga dibedakan atas kata asli dan kata serapan.
1) Kata asli
Kata asli adalah kata yang merupakan perbendaharaan kata yang berasal atau murni berasal dari bahasa Indonesia atau Melayu (Nusantara). Misalnya, takut, nyeri, godok, santai, dan padi.
2) Kata serapan
Kata serapan adalah kata asing, termasuk bahasa daerah, yang dimasukkan ke dalam kosakata bahasa Indonesia sehingga dapat diterima sebagai kata Indonesia. Kata tersebut dapat berupa kata asli atau kata ciptaan pengganti kata asing yang diperlukan. Misalnya, industri, permaisuri, nyeri, kemeja, tahu, dan zaitun serta jejaring (network), unduh (download), bugar (fit), dan kebugaran (fitness).
Beberapa cara dapat digunakan untuk membentuk kata serapan, yaitu melalui:
- penerjemahan
Kata asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, misalnya
metal à logam
part à bagian
policy à kebijakan
spelling à ejaan
summary à ringkasan
- penyesuaian ejaan
Kata asing dituliskan dengan cara menyesuaikan ejaannya, misalnya
asset à aset
politic à politik
satellite à satelit
stable à stabil
standard à standar
standardization à standardisasi
- penyerapan utuh
Kata asing ditulis sebagaimana aslinya, misalnya
internet à internet
neon à neon
model à model
stamina à stamina
tube à tube
B. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, dan sifat yang khas di bidang tertentu. Kata-kata tersebut biasanya terdaftar dalam kamus khusus bidang ilmu yang bersangkutan, seperti kamus fisika, kamus kedokteran, kamus hukum, dan kamus matematika.
Contoh istilah:
abortus (kedokteran)
bedah buku (penerbitan)
konsinyasi (perdagangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar